Silakan Cari Disini :

Selasa, 15 Februari 2011

Palu Dan perkembangannya

JANUARI 2011 INFLASI SEBESAR 1,13 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Januari 2011 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS pada bulan Januari 2011 terjadi inflasi sebesar 1,13 persen, dengan indeks dari 128,70 pada Desember 2010 menjadi 130,16 pada Januari 2011. Laju inflasi tahun kalender (Januari 2011) sebesar 1,13 persen, sementara laju inflasi “year on year” (Januari 2011 terhadap Januari  2010) sebesar  7,48 persen 

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks yang cukup tinggi pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 3,45 persen. Selain itu Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar, dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan juga mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 1,45 persen; 0,22 persen; dan 0,46 persen. Sementara Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar -0,18 persen; -0,88 persen; dan -0,06 persen


HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 SULAWESI TENGAH
Hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 menggambarkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah (angka sementara) adalah sebanyak 2.633.420 orang, yang terdiri atas 1.349.225 orang laki-laki dan 1.284.195 orang perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut jumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Parigi Moutong yaitu sebanyak 15,71 persen (413.645 orang). Tiga kabupaten yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Buol, Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu masing-masing sebanyak 132.381 orang (5,03 persen), 137.880 orang (5,24 persen) dan 171.685 orang (6,52 persen).
Dengan luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah sekitar 68.033,00 kilometer persegi yang didiami oleh 2.633.420 orang maka rata-rata kepadatan penduduk di Sulawesi Tengah adalah 39 orang per kilometer persegi. Kota Palu merupakan wilayah dengan kepadatan yang paling besar yaitu rata-rata 849 orang per kilometer persegi, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Morowali sebanyak 13 orang per kilometer persegi.


RASIO JENIS KELAMINRasio jenis kelamin penduduk Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 105, yang artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki 5 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perem?puan. Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di 2 kabupaten yakni Kabupaten Morowali dan Kabupaten Poso sama besar, yakni 108 artinya bahwa di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Poso, setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 108 orang penduduk laki-laki, sedangkan wilayah dengan rasio jenis kelamin terkecil adalah Kota Palu yaitu sebesar 102 atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUKLaju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah per tahun selama kurun waktu sepuluh ta?hun terakhir yakni dari tahun 2000 ? 2010 adalah sebesar 1,94 persen. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kabupaten Poso yaitu sebesar 7,14 persen, kemudian diikuti Kabupaten Buol sebesar 2,31 persen dan Kabupaten Morowali sebesar 2,16 persen, sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang terendah terjadi di Kabupaten Donggala yakni sebesar 1,03 persen. Kabupaten Parigi Moutong yang merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki laju per?tumbuhan penduduk yang cukup tinggi yakni sebesar 1,95 persen (mendekati laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah). Kota Palu yang merupakan satu-satunya wilayah perkotaan walaupun jumlah penduduknya menempati peringkat kedua namun laju pertum-buhannya berada di peringkat 6 yaitu sebesar 1,66 persen.

KEPADATAN PENDUDUKKota Palu merupakan wilayah dengan kepadatan yang paling besar yaitu rata-rata 849 orang per kilometer persegi, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Morowali sebanyak 13 orang per kilometer persegi. Jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi Tengah terdapat 4 kabupaten yang lebih tinggi yaitu Kabupaten Parigi Moutong (66 orang per kilometer persegi), Kabupaten Donggala (58 orang per kilometer persegi), Banggai Kepulauan (53 orang per kilometer persegi), dan Kabupaten Tolitoli (52 orang per kilometer persegi).

DISTRIBUSI PENDUDUKJumlah penduduk terbesar berada di Kabupaten Parigi Moutong yaitu sebanyak 15,71 persen (413.645 orang), kemudian diikuti Kota Palu sebanyak 12,73 persen (335.297 orang), Kabupaten Banggai sebanyak 12,30 persen (323.872 orang) dan Kabupaten Donggala sebanyak 10,53 persen (277.236 orang). Tujuh kabupaten lainnya masing-masing hanya memiliki distribusi penduduk Sulawesi Tengah di bawah 10 persen, yakni Kabupaten Sigi (8,15 persen), Kabupaten Tolitoli (8,02 persen), Kabupaten Poso (7,95 persen), Kabupaten Morowali (7,83 persen), Kabupaten Banggai Kepulauan (6,52 persen), Kabupaten Tojo Una-Una (5,24 persen), dan yang terkecil, Buol (5,03 persen).


PROFIL PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERTANIAN
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi utama dan unggulan daerah. Oleh karena itu pembangunan sektor pertanian menjadi sangat penting dan menjadi prioritas Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Sulawesi Tengah cenderung terus menguat sejalan dengan masih terbatasnya lapangan kerja non-pertanian dan meningkatnya nilai tukar petani (NTP). Pentingnya peranan sektor pertanian dapat dilihat dari sumbangan sektor ini terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2006. Sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 45,61% dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 3,46% (pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2006 adalah 7,58%). Selain itu, berdasarkan hasil Location Quotient (LQ) analysis, sektor pertanian merupakan sektor unggulan Sulawesi Tengah dengan nilai LQ 3,14. Perlu diketahui juga bahwa sebagian besar unit usaha sektor pertanian adalah UMKM dan menyerap tenaga kerja cukup besar sehingga sangat strategis sebagai salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Sulawesi Tengah.
Pertanian Tanaman Pangan
Komoditi tanaman pangan di Sulawesi Tengah antara lain padi, palawija (jagung, ibi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau), sayur-sayuran dan buah-buahan.
Angka produksi padi Sulawesi Tengah tahun 2005 sebanyak 716.905 ton, meningkat 3,16% jika dibandingkan dengan produksi padi tahun 2004 sebesar 694.921 ton. Peningkatan produksi tersebut disebabkan membaiknya produktifitas yaitu dari 39,48 kwintal/ha pada tahun 2004 menjadi 40,85 kwintal/ha. Namun demikian, terjadi penurunan luas panen yaitu dari 179.029 ha tahun 2004 menjadi 175.489 ha di tahun 2005. Penurunan tersebut diperkirakan akibat konversi sawah menjadi lahan perkebunan, terutama kakao, dibeberapa kabupaten sentra produksi padi. 
Sementara itu, produksi jagung Sulawesi Tengah tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 7,79% yaitu dari 53.452 ton tahun 2004 menjadi 57.617 ton tahun 2005. Untuk ubi kayu, produksi tahun 2005 tercatat sebesar 48.255 ton, naik 6,98% dibandingkan tahun 2004 sebesar 45.106 ton. Kenaikan produksi tanaman palawija terutama disebabkan adanya peningkatan luas panen.
Perkebunan
Kakao, kelapa dan cengkeh merupakan komoditas unggulan subsektor perkebunan Sulawesi Tengah. Luas areal tanaman kakao dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Sulawesi Tengah, luas areal kakao tahun 2005 naik 12,11% yaitu dari 166.501 ha tahun 2004 menjadi 186.670 ha tahun 2005. Areal perkebunan kakao banyak terdapat di Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali, Kabupaten Tojo Una-Una, Kabupaten Buol, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Peningkatan luas areal kakao berpengaruh positif terhadap nilai ekspor antar negara
Sulawesi Tengah. Data Ditjen Bea dan Cukai menunjukkan bahwa nilai ekspor antar negara Sulawesi Tengah tahun 2006 tumbuh 51,44% dibandingkan tahun 2005 dengan nilai mencapai USD 202,16 juta, dan didominasi kelompok kopi, teh, coklat dan rempah-rempah (pengklasifikasian komoditi menggunakan Standard International Trade Classification) dengan pangsa sebesar 92,04% atau USD 186,07 juta.
Sementara itu, nilai ekonomi tanaman kelapa di Sulawesi Tengah tercatat cukup besar dengan luas lahan tahun 2005 mencapai 170.871 ha dan produksi 180.388 ton. Selain diolah menjadi kopra (daging buah), bagian tempurung kelapa dapat diolah menjadi arang dan sabut serta batang kelapa menjadi bahan baku industri yang bernilai tinggi. Potensi pengembangan tanaman kelapa di Sulawesi Tengah diperkirakan 40.000 ha. Untuk meningkatkan produksi kelapa, diperlukan peremajaan tanaman dengan klon unggul lokal, disamping ekstensifikasi. Dan tidak kalah pentingnya upaya diversifikasi produk akhir, perbaikan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur dan perluasan pasar.
Selain kakao dan kelapa, komoditi unggulan daerah Sulawesi Tengah lainnya adalah cengkeh. Penghasil utama cengkeh di Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Tolitoli. Selain itu, tanaman cengkeh terdapat di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala dan beberapa kabupaten lainnya. Luas lahan perkebunan cengkeh tahun 2005 tercatat 47.374 ha dengan produksi 12.417 ton.
PerikananSulawesi Tengah memiliki perairan laut seluas 193.923,75 km2 yang tersebar di Teluk Tolo, Teluk Tomini, Selat Makasar dan Laut Sulawesi. Potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut kurang lebih sebanyak 330.000 ton per-tahun. Sedangkan ikan yang bisa dikelola secara lestari sekitar 214.000 ton per-tahun. Di Teluk Tolo terdapat 68.000 ton per-tahun, Teluk Tomini 78.000 ton per-tahun, Selat Makasar dan Laut Sulawesi 68.000 ton per-tahun. Dari potensi ikan lestari tersebut jumlah ikan yang dapat ditangkap sebesar 217.280 ton per-tahun. Sementara itu, tingkat pemanfaatan sampai dengan saat ini baru mencapai 46,20%.
Jenis ikan yang terdapat di perairan Sulawesi Tengah antara lain ikan tuna, ikan cakalang, ikan kerapu, ikan taripang, ikan lajang dan udang. Potensi ikan pelagis besar untuk komoditi ekspor terutama ikan tuna sekitar 10.000 ton per-tahun dan ikan cakalang 14.000 ton per-tahun. Hasil laut lainnya yaitu biji mutiara, teripang, dan rumput laut. Selain perikanan tangkap, Sulawesi Tengah juga potensial untuk pengembangan perikanan budidaya seperti udang, ikan bandeng dan ikan kerapu.
PERTAMBANGAN
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki sumberdaya bahan galian dan mineral antara lain mineral logam industri dan bahan bangunan serta bahan bakar fosil yaitu batubara dan minyak bumi. Bahan galian golongan A (strategis) antara lain minyak bumi dan gas bumi, batubara dan nikel. Bahan galian vital (golongan B) antara lain emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang. Bahan galian golongan C (bukan strategis dan vital) meliputi sirtukil, granit, marmer, pasir kuarsa, pasir besi, lempung dan sebagainya.

Tidak ada komentar: